Berkah Atau Musibah ??

Tahun lalu, tepatnya tanggal 26 Oktober 2010 -sehari sebelum ulang tahun saya- :-p merapi meletus. banyak korban yang jatuh akibat terjangan awan panas. bahkan, sang juru kunci gunung merapi sendiri, mbah Maridjan ikut menjadi korban. Seluruh desa mbah Maridjan dan desa-desa lain yang berada di sekitar lereng merapi telah rata dengan tanah. Bagi mereka yang masih hidup, akhirnya harus rela dipindahkan karena sudah tak mungkin lagi membangun desa mereka yang sudah hancur.
Belum sirna rasa sedih yang dialami mereka, kini datang lagi banjir lahar dingin merapi yang lagi-lagi menghancurkan kawasan pemukiman warga di sekitar aliran sungai yang teraliri lahar dingin. Kembali, mengungsi adalah jalan yang ditempuh.
Namun, bagi sebagian orang banjir lahar dingin ini adalah berkah. Mengapa? karena
mereka dapat menambang material-material vulkanik yang berasal dari lahar dingin tersebut. Tak jarang mereka rela menantang maut dengan berani mendekat ke aliran banjir lahar dingin. Menambang pasir, batu, dan material lainnya. Menari di atas penderitaan orang lain. Mungkinkah?
Bagi saya sendiri, meskipun tempat tinggal saya dekat dengan merapi, tetapi lahar dingin tak sampai membludak dan menjadi banjir. Di sini lahar dingin dari gunug merapi adalah berkah bagi warga masyarakat. karena dengan adanya material vulkanik ini, warga yang semula menganggur dapat menambang pasir kemudian menjualnya. Sehingga pemandangan sungai yang biasanya sepi, kini berubah layaknya pasar di saat fajar baru terbit.
Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita yang kehilangan harta benda bahkan sanak saudaranya? Lahar dingin ini hendaknya bisa dirubah menjadi sebentuk bantuan untuk mereka. Agar mereka dapat kembali ke kehidupan normal mereka. Tidak terkatung-katung terus menerus tanpa kejelasan bagaimana nasib mereka kelak.

Tweet