Nih yang chapter selanjutnya... Maap ya kalo telat... ^^.
Cerita Tentang Kita II | Sebuah Ikatan, Chapter - 3
Kenzo sudah sampai di rumah.
Sesuai pesan Alea, Kenzo pun mengirim sms ke Alea. Kemudian dia masuk ke rumah,
minum obat kemudian istirahat. Tapi di pikiran Kenzo masih terbayang dua hal.
Emily, dan… Rara! Dia merasa senang karena akhirnya dia bisa bertemu dengan
cewek yang bisa membuatnya tertarik. Tapi di sisi lain dia merasa bingung
kenapa Rara mengejarnya.
“Kok tadi si Rara aneh banget ya?
Kan biasanya dia cuek banget sama gue. Lah ini tadi malah berubah agresif
gitu.” Pikir Kenzo. Karena sudah terlalu lelah, Kenzo pun akhirnya tertidur.
Di tempat lain, Alea bersama
teman-temannya sedang membantu Liana mengerjakan tugas dari Pak Darma. Dengan
sabar Alea dan Gea membantu Liana yang begitu cerewet tanya ini itu. Sedangkan
Emily sedang membuat kokat untuk keperluan makrab. Di wajah Emily nampak
tersungging senyuman. Senyuman yang diakibatkan oleh efek berantai dari
perasaannya terhadap Kenzo dan senyum Kenzo yang dia lihat sore tadi.
“Al, nih ada sms dari tadi lho.
Gak mau dibuka?” tanya Emily sambil mengulurkan hp ke Alea.
“Paling dari kak Kenzo.” Kata
Alea sambil menerima hp dari Emily. “Tu kan bener. Syukur deh kakak udah nyampe
rumah.”
“Emang kak Kenzo kenapa Al?”
tanya Emily penasaran.
“Ya dia kan baru keluar dari
rumah sakit, udah naik motor. Kan aku khawatir. Besok makrab kayaknya dia gak
ikut dulu deh, biar dipake buat istirahat.” Jawab Alea sambil membuka-buka
buku.
“Kak Kenzo gak ikut makrab?”
tanya Emily dengan nada kecewa.
“Ciee.. Ada yang kecewa nih kak
Kenzo gak ikut makrab.” Celetuk Liana tiba-tiba.
“Ahh, dasar cerewet. Diselesaiin
dulu tu tugas.” Kata Emily sewot. Alea dan Gea tertawa melihat pipi Emily yang
memerah.
***
“Kakak!” panggil Alea yang
daritadi menunggu di depan pintu.
“Eh, maaf Al kakak tadi dari
kamar kecil. Jadi lama deh. Hehe.” Kata Kenzo sambil membuka pintu.
“Ihhh, kakak ni dasar.” Kata Alea
sambil memencet hidung Kenzo. Kenzo pun berteriak kesakitan. Mereka pun
bergegas masuk.
“Sakit Al. Aduuh. Oiya, tadi di
rumah Liana gimana?” tanya Kenzo.
“Tugasnya Liana udah lumayanlah
tinggal dikit.” Jawab Alea sambil duduk di sofa empuk di ruang keluarga.
Kemudian menyalakan TV. Kenzo nampak sibuk membaca buku catatannya. Alea pun
nampak penasaran.
“Baca apaan sih kak serius
banget?” tanya Alea. Kenzo tak menjawab karena begitu fokus ke tulisan di buku
catatannya.
“Kakaaak.” Panggil Alea agak
keras sehingga Kenzo pun terkejut.
“Eh, kenapa Al? kok teriak-teriak
segala. Biasa aja kali.” Kata Kenzo.
“Kakak sih ditanya biasa aja gak
dijawab. Itu lagi baca apaan?” tanya Alea lagi.
“Oh, ini baca daftar perlengkapan
buat acara makrab. Kayaknya perlengkapan yang buat peserta terlalu ribet deh.”
Jawab Kenzo.
“Emang kenapa kak? Kakak mau
datang ke makrab ya?” tanya Alea.
“Iya dong. Kan kakak ketua
panitia, masa gak datang.” Kata Kenzo.
“Tapi kakak kan baru aja keluar
dari rumah sakit, belum pulih betul. Kakak gak usah datang, istirahat di rumah
dulu aja.” Kata Alea menasehati Kenzo.
“Tapi Al, sebagai ketua kakak
harus…” kenzo mencoba menyanggah tapi keburu dipotong Alea.
“Pokoknya gak boleh! Kakak harus
istirahat di rumah. Alea gak mau kakak kenapa-kenapa pas di acara makrab.” Kata
Alea. Nampak di ujung matanya ada air yang siap tumpah.
“Yaudah, kalo gitu kakak nurut
sama Alea. Kakak akan istirahat.” Kata Kenzo tersenyum sambil mengelus-elus
kepala Alea. Alea pun tersenyum dan berusaha mengusap matanya.
“Tapi kakak mau minta tolong ke
kamu Al.” kata Kenzo tiba-tiba.
“Minta tolong apa kak?” tanya
Alea.
“Kakak udah bikin rancangan buat
acara makrab malam terakhir. Ini nih rancangannya. Tolong besok kamu kasihin
terus kamu jelasin ke wakil ketua panitia ya.” Kata Kenzo menjelaskan.
“Nahlo. Wakil ketuanya siapa?”
tanya Alea bingung.
“Evan.” Jawab Kenzo singkat.
“Kak Evan?” tanya Alea lagi. Kali
ini pipinya bersemu merah.
“Iya sayang. Kak Evan. Gimana?
Mau nolongin kakak kan?” tanya Kenzo.
“Iya iya kakakku sayang. Besok
Alea sampein. Emang besok kakak mau kemana?” tanya Alea.
“Besok kakak mau ke dokter. Mau
kontrol.” Jawab Kenzo.
“Abis itu?” tanya Alea lagi.
“Ya pulang to ya. Mau nyicil
ngerjain skripsi. Kakak kan udah semester 7, targetnya semester 8 kakak lulus.”
Jawab Kenzo sambil tersenyum.
“Terus kalo udah lulus?” tanya
Alea.
“Kakak pengen jadi system analyst
kakak papa.” Kata Kenzo sambil memandang foto keluarga yang tergantung di
tembok di hadapannya.
“Tapi kakak tetep di sini nemenin
Alea kan?” tanya Alea sambil menggenggam tangan Kenzo.
“Iya adikku yang cantik. Kakak
akan tetap di sini sama Alea.” Jawab Kenzo. Alea pun tersenyum. Kenzo kemudian
memberikan rancangan acara tersebut ke Alea.
***
Hari Kamis, hari terakhir sebelum
berangkat makrab. Di depan hall, nampak kelompok Alea sedang berkumpul untuk
kliring masalah perlengkapan yang harus dibawa. Tapi ada satu orang yang
sepertinya belum bergabung. Alea.
“Oke guys, kita hari ini kumpul
untuk ngebahas perlengkapan yang mau kita bawa besok.” Kata Gian.
“Untuk kokat nama, udah slesai.
Oiya, kalian bawa foto sesuai permintaan gue kan?” Tanya Emily. Gian pun
mengumpulkan foto dari anggota kelompok dan menyerahkannya ke Emily.
“Oiya, si Alea kemana Mily? Kok
gak ada?” Tanya Wisnu tiba-tiba.
“Katanya tadi mau ketemu kak
Evan, nyerahin titipan dari kan Kenzo.” Jawab Liana.
“Titipan apa Li?” Tanya Wisnu
lagi.
“Uh, dasar kepo loe ya. Ntar loe
tanya Alea sendiri aja.” Jawab Liana sewot.
“Udah udah. Sekarang kita kroscek
dulu ceklis perlengkapannya. Tika.” Panggil Gian ke Tika selaku penanggung
jawab perlengkapan.
Tika pun mulai membaca satu
persatu ceklis yang dia bawa, kemudian memberikan tanda cek ke peralatan yang
sudah fix.
“Ok. Semuanya udah fix. Tinggal
nempelin foto ke kokat aja. Umm.. Kalo kita tempel sekarang aja gimana?” tanya
Tika ke Emily.
“Aduh, kokatnya gak aku bawa.
Masih di rumah. Nanti sore aja ku tempelin sendiri.” Jawab Emily.
“Yaudah, kalo gitu kita bisa
nglanjutin aktivitas. Gue duluan ya guys.” Kata Gian pamit seraya melangkah
pergi. Diikuti Tika, Nissa, Venus dan Mars.
“Eh, loe masih di sini Nu?” tanya
Liana ke Wisnu yang masih di tempatnya.
“Iya. Gue nungguin Alea.” Jawab
Wisnu sambil tersenyum.
“Eh, loe Gea. Ngapain pipi loe
merah gitu?” tanya Wisnu tiba-tiba ke Gea. Ternyata daritadi Gea memperhatikan
Wisnu yang sedang tersenyum. Seketika Gea pun mengelak.
“Udah ah. Yuk Mily, Gea ke
kantin.” Ajak Liana.
“Trus Alea gimana?” tanya Emily.
“Udah gue SMS. Yuk.” Jawab Liana.
Tiba-tiba Wisnu menghentikan Liana.
“Eh, gue boleh minta nomor hpnya
Alea gak?” tanya Wisnu.
“Dasar loe. Minta sendiri!” jawab
Liana sewot kemudian pergi bersama Emily dan Gea meninggalkan Wisnu.
“Ya ampun. Tu cewek galaknya
kayak singa. Yaudah lah. mending balik aja.” Kata Wisnu kemudian berbalik
pergi.
Di tempat lain, Alea sedang
bersama Evan. Mereka tampak canggung karena hanya ada mereka berdua.
Sebenarnya, ketika datang tadi ada Wayan dan Tara. Tapi tiba-tiba mereka berdua
pergi ketika Alea datang. Tapi sebenarnya mereka hanya berada di luar ruangan
mencoba menguping perbincangan Evan dan Alea.
“Eng. Kak, ini ada titipan dari
kak Kenzo. Rancangan acara malam terakhir makrab.” Kata Alea sambil menyerahkan
lembaran kertas yang di-clip ke Evan.
“Iya. Makasih ya Al. Emang kak
Kenzo gak dateng ke makrab?” tanya Evan.
“Aku gak bolehin kak. Biar kak
Kenzo istirahat dulu supaya cepet pulih.” Jawab Alea.
“Oh. Iya bener. Tapi ntar dia di
rumah sama siapa?” tanya Evan.
“Sendiri kak.” Jawab Alea
singkat.
“Kasian kalo dia di rumah
sendiri. Biar nanti gue, Tara, sama Wayan gantian ke rumahmu nemenin Kenzo.”
Kata Evan.
“Lho. Emang gakpapa kak
bolak-balik gitu?” tanya Alea.
“Gakpapa dong. Kan panitia.”
Jawab Evan sambil tersenyum. Senyum yang membuat Alea semakin klepek-klepek.
“Eng. Yaudah kak. Alea pamit dulu
ya, mau ke kantin.” Kata Alea pamit.
“Lho. Ke kantin sendiri?” tanya
Evan. Alea menggeleng.
“Sama temen-temen kak. Mereka
udah di sana. Tadi aku di sms Liana.” Jawab Alea kemudian melangkah keluar
pintu. Sebelum meninggalkan ruangan itu, dia sempat melempar senyuman ke arah
Evan. Tapi saat berbalik, Nampak Tara dan Wayan yang nyender di tembok. Alea
pun memadang mereka dengan pandangan tajam.
“Kak Tara sama kak Wayan ngapain
di situ? Nguping ya?” tanya Alea. Mendengar Alea, Evan pun mendekat.
“Hehe. Kita tadi kebetulan mau
masuk, eh loe mau keluar Al.” kata Tara ngeles.
“Eh, dasar kunyuk sama kriting.
Ngapain loe?” tanya Evan sambil mengulurkan tangannya meraih pundak Wayan.
“Kabur Tar!!” kata Wayan sambil
berlari menjauh. Tara pun mengikuti Wayan yang sudah berlari mendahuluinya.
Meninggalkan Evan dan Alea yang berdiri di depan ruang BEM. Lagi-lagi awkward
moment terjadi antara Evan dan Alea. Mereka tak sadar ada seseorang yang sedang
mengamati mereka berdua. Seseorang yang sama sekali tak mereka sadari.
bersambunggg.....
Itu dulu ya teman-teman.. Lanjutannya, segera.. ^^.
bersambunggg.....
Itu dulu ya teman-teman.. Lanjutannya, segera.. ^^.
0 comments:
Post a Comment
Abis baca artikelnya, kasih komentar ya.. Supaya artikel selanjutnya bisa lebih bagus... ^^