Ini dia yang baru. Maap rada panjang, terus belepotan banget, terus ceritanya kurang asyik. Soalnya lagi banyak kerjaan.. hehe (alibi). Yuk dibaca... ^^.
Cerita Tentang Kita II | Sebuah Ikatan, Chapter - 4
Emily, Liana, dan Gea sedang
berjalan menuju kantin kampus. Mereka masih membahas masalah tugas Liana yang
tinggal sedikit lagi selesai. Sesekali mereka membicarakan hubungan Evan-Alea
dan Kenzo-Emily.
“Eh, kak Evan sama Alea udah
jadian belom sih? Kok kayaknya mereka sekarang sering ketemu gitu?” tanya Liana
ke teman-temannya.
“Kayaknya belum deh Li. Kalopun
udah pasti dia bakal cerita ke kita dong.” Kata Emily.
“Iya juga ya. Eh, terus loe sama
kak Kenzo gimana Mily?” tanya Liana ke Emily.
“Apaan sih Li. Kan belum tentu
juga kak Kenzo suka sama gue.” Jawab Emily berusaha mengelak.
“Nah, berarti loe emang suka sama
kak Kenzo kan?” tanya Liana dengan nada menggoda.
“Dasar kepo loe.” Jawab Emily
sewot. Liana dan Gea pun tertawa.
Saat sedang asyik ngobrol dan
bercanda, tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Liana dari belakang. Liana dan
orang itu pun terjatuh. Emily dan Gea pun segera membantu Liana yang kesakitan.
Setelah kembali berdiri, Liana langsung mendatangi orang sudah menabraknya yang
sedang sibuk merapikan bajunya.
“Eh, kalo jalan pake mata dong.”
Kata Liana galak. Setelah orang itu menoleh, ternyata Wayan yang sudah
menabraknya.
“Eh, singa. Biasa aja dong jangan
teriak-teriak gitu. Gue juga jatuh nih.” Kata Wayan membela dirinya. Dia sama
sekali tak menatap Liana karena masih sibuk membersihkan baju dan celananya
yang kotor karena terjatuh.
“Biasa gimana? Loe tu yang
seenaknya lari-larian gak liat depan.” Kata Liana menyerang Wayan.
“Wow wow. Kenapa nih kok seru
banget? Ada apaan ni?” tanya Tara yang tiba-tiba datang dari arah belakang
Wayan.
“Nih, cewek singa. Gue kan gak
sengaja nabrak karena gak bisa ngerem.” Kata Wayan menunjuk Liana.
“Singa? Maksud loe apaan kak?”
tanya Liana galak.
“Tuh, liat galaknya kayak singa
kan.” Kata Wayan.
“Udah udah. Tadi yang nabrak
siapa?” tanya Tara.
“Gue.” Jawab Wayan singkat.
“Yaudah. Sekarang loe minta maaf
ke Liana deh Yan. Kan loe yang nabrak, berarti loe yang salah. Buruan.” Kata
Tara ke Wayan.
“Enak aja. Gue kan gak sengaja.
Lagian dia juga ngomong kayak gitu. Galaknya gak kira-kira. Ogah gue.” Kata
Wayan.
“Dasar loe kayak anak kecil Yan.
Liana, maafin Wayan ya. Tadi dia emang larinya gak kira-kira jadi nabrak loe.
Maafin dia ya.” Kata Tara ke Liana. Tampak wajah Liana masih diselimuti
kemarahan.
“Udah yuk Li. Kita ke kantin
aja.” Ajak Gea. Emily pun merespon dengan menarik Liana pergi. Tampak tatapan
tajam Liana dan Wayan yang saling beradu, menyebabkan aliran elektron yang
berputar-putar membentuk angin puting beliung. Tara pun bergegas mengajak Wayan
pergi.
“Siapa sih tu cewek?” tanya Wayan
ke Tara.
“Liana, temennya Alea, adiknya
Kenzo.” Jawab Tara.
“Gila ya. Si Alea punya temen
galak kayak singa.” Kata Wayan.
“Haha. Biasa aja kali Yan. Loe
tadi juga gak kalah galak.” Kata Tara bercanda.
***
Kenzo baru saja sampai rumah
setelah melakukan kontrol ke dokter. Dia merebahkan dirinya di sofa sambil
mendengarkan musik dari iPod kesayangannya. Karena merasa haus, dia beranjak ke
dapur untuk mengambil air minum di kulkas. Gurat wajahnya begitu lesu tak
bersemangat. Setelah itu, dia kembali ke sofa untuk istirahat. Saat akan
tertidur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Sekali dua kali, Kenzo tak
menghiraukannya. Tapi akhirnya dia merasa terganggu karena berkali-kali ketukan
pintu.
“Aduh, siapa sih ni.” Gerutu
Kenzo. Dia pun bergegas membukakan pintu.
“Siapa ni? Ada keperluan apa?”
tanya Kenzo sambil mengucek kedua matanya. Sehingga dia tidak memperhatikan
siapa yang berada di depannya. Orang yang ada di depan Kenzo itupun hanya
tersenyum. Tiba-tiba mengulurkan tangan kemudian mengacak-acak rambut Kenzo.
Mendapat perlakuan seperti itu, Kenzo pun kaget. Dia pun menatap orang itu.
“Mama!!” teriak Kenzo kemudian
memeluk orang yang ternyata Mamanya. Beliaupun menyambut pelukan Kenzo dengan
hangat.
“Mama kapan dateng? Kok gak
ngasih kabar dulu? Papa mana?” tanya Kenzo.
“Mama sengaja mau kasih kejutan
sayang. Papa gak ikut, lagi ngerjain proyek di sana.” Jawab Mama Kenzo lembut.
“Yaudah, masuk yuk Ma. Kenzo mau
telpon Alea dulu. Mau ngasih kabar kalo Mama pulang.” Kata Kenzo. Mereka berdua
pun masuk. Saat Kenzo akan menelpon Alea, tiba-tiba Mama mencegahnya.
“Lho. Kenapa Ma?” tanya Kenzo.
“Jangan. Eh, Kenzo, kamu inget
kan besok tanggal berapa?” tanya Mama.
“27 September?” jawab Kenzo.
“Terus, kalo 27 September?” tanya
Mama lagi. Kenzo pun mengernyitkan dahinya berusaha mengingat sesuatu. Kemudian
dia teringat sesuatu.
“Ulang taunnya Alea!!” teriak
Kenzo. Mama Kenzo pun tersenyum.
“Nah, Mama sengaja pulang buat
ngasih kejutan buat dia. Tapi sayangnya, Papa malah gak bisa dateng.” Kata Mama
Kenzo.
“Tapi Ma. Hari Jumat, Alea ada
acara makrab jadi gak di rumah.” Kata Kenzo menjelaskan ke Mamanya.
“Yah. Terus gimana dong sayang?”
tanya Mama agak kecewa.
“Emm. Gampang deh, nanti Kenzo
yang atur. Pokoknya Mama siapin aja kejutannya. Besok malem, kita kasih ke
Alea.” Jawab Kenzo dengan wajah yakin. Melihat raut wajah Kenzo, Mama pun
tersenyum. Dalam hati, beliau percaya dengan apa yang direncanakan Kenzo.
“Oiya. Kamu udah makan belum?”
tanya Mama.
“Hehe. Belum Ma. Males masak.”
Jawab Kenzo sambil nyengir.
“Idih. Anak Mama yang satu ini
kok malesnya gak ilang-ilang sih. Yaudah, Mama masakin dulu.” Kata Mama sambil
mengacak-acak rambut Kenzo. Kemudian melangkah ke dapur.
***
“Temen-temen, aku duluan ya.”
Kata Alea pamit ke teman-temannya.
“Ok Al. Ati-ati ya.” Kata Emily.
Gea dan Liana melambaikan tangannya. Alea pun tersenyum. Hari ini Alea ingin
pulang lebih cepat untuk bertemu kakaknya. Dia tidak ikut ke rumah Emily untuk
menyelesaikan tugas Liana. Saat akan keluar pintu gerbang, ada seseorang yang
menghampirinya dengan motor.
“Bareng yuk Al.” kata orang itu
yang ternyata Wisnu. Alea kaget.
“Eh, Wisnu. Gak ah kan rumah kita
beda arah.” Kata Alea mencoba menolak.
“Udah gakpapa. Yuk.” Ajak Wisnu
lagi. Tapi Alea berkeras menolak.
“Yaudah kalo gitu. Gue duluan ya.”
Kata Wisnu dengan nada kecewa. Kemudian memacu motornya. Alea pun kembali
berjalan. Hari ini Kenzo tidak masuk sehingga Alea harus pulang sendiri. Dan
sudah menjadi kebiasaannya di Jepang, berjalan kaki pulang daripada naik
angkutan umum semacam bus.
“Al.” ada yang memanggil Alea
dari arah belakang. Alea pun menoleh.
“Kak Evan, dari mana?” tanya
Alea.
“Dari swalayan, belanja. Oiya,
kamu kok jalan kaki?” tanya Evan.
“Kan kak Kenzo gak masuk kak.
Yaudah, aku pulang sendiri.” Jawab Alea enteng.
“Bareng yuk.” Ajak Evan. Alea
hampir melompat mendapat ajakan dari Evan. Alea pun tak menjawab.
“Kamu tunggu sini bentar, aku
ambil motor dulu.” Kata Evan. Tak berapa lama, Evan sudah kembali dengan
motornya.
“Yuk.” Ajak Evan. Dengan
malu-malu, Alea naik membonceng Evan. Sepanjang jalan, Evan mengajak Alea
ngobrol dan bercanda. Mereka berdua pun sesekali cekikikan.
Tak berapa lama, mereka sampai di
rumah Alea.
“Makasih ya kak, udah dianterin.
Yuk masuk dulu.” Ajak Alea.
“Sama-sama Al. gak ah, ni
belanjaannya udah ditungguin bundaku.” Kata Evan.
“Yaudah kalo gitu. Ati-ati ya
kak.” Kata Alea. Evan pun segera pergi. Alea masuk ke rumah, kemudian duduk di
samping Kenzo yang sedang menonton TV.
“Al, tadi bareng sama siapa?”
tanya Kenzo.
“Kak Evan, kak.” Jawab Alea
malu-malu.
“Ciee. Asik-asik.” Kata Kenzo
menggoda Alea.
“Aduh, apaan siih Al.” kata Kenzo
memegangi hidungnya yang dicubit Alea.
“Kakak sih, makanya jangan
ngegodain Alea terus. Daripada ngegodain Alea, mending si Mily aja yang
digodain.” Kata Alea kemudian tertawa.
“Kamu ya.” Kenzo kemudian
mengacak-acak rambut Alea. Mereka berdua tampak sangat akur. Dari dalam kamar
tepat di belakang Kenzo dan Alea, Mama melihat kedua buah hatinya yang telah
beranjak dewasa itu dengan senyum bahagia. Beliau sengaja bersembunyi karena
ingin memberikan kejutan tepat saat hari ulang tahun Alea.
“Andai aja Papa mau ikut Mama
pulang.” Kata Mama lirih.
“Udah ah, aku mau ambil minum
dulu.” Kata Alea kemudian berjalan ke dapur. Sesampainya di dapur, dia melihat
meja makan yang berisi makanan. Alea pun memanggil kakaknya.
“Kakaaak!! Kak Kenzooo!!” teriak
Alea. Kenzo pun berlari menghampiri Alea.
“Heh, dasar. Ngapain
teriak-teriak?” tanya Kenzo sambil menjitak kepala Alea.
“Aduh. Ni, kok ada makanan
banyak?” tanya Alea sambil menunjuk ke arah meja makan. Kenzo agak gugup,
kemudian berusaha tetap santai menjawabnya.
“Ini tadi kakak beli kok. Ya,
itung-itung nyiapin sebelum kamu berangkat makrab gitu biar bisa makan enak.”
Kata Kenzo sambil nyengir.
“Kalo gitu, makan ah.” Kata Alea
kemudian duduk dan makan makanan itu. Kenzo ikut duduk kemudian memperhatikan
Alea yang makan dengan lahap.
“Kak.” Kata Alea.
“Iya Al, kenapa?” tanya Kenzo.
“Gakpapa. Gak jadi.” Kata Alea
kemudian melanjutkan makannya.
“Yaudah. Kakak tidur duluan ya,
udah ngantuk.” Kata Kenzo.
“Iya kak.” Jawab Alea. Kenzo pun
meninggalkan Alea sendiri di meja makan.
Selesai makan, Alea mencuci
piring kemudian kembali ke ruang keluarga untuk menonton TV. Saat berjalan
menuju ruang keluarga, Alea masih memikirkan soal makanan yang ada di meja
makan tadi. Dia tidak percaya kalo Kenzo membelinya karena rasa makanan itu
begitu familiar untuknya.
“Rasanya familiar banget. Kayak
masakan Mama. Tapi Mama kan di Jepang? Ah udah lah.” batin Alea. Karena sudah
mengantuk, dia pun bergegas ke kamar untuk tidur.
Jam menunjukkan pukul 1 pagi.
Tidur Alea terusik dengan bunyi di dapur. Karena penasaran, Alea pun turun
untuk memeriksa. Dengan berjingkat, Alea menuju ke dapur. Di sana, dia kaget
melihat siapa yang sedang mencuci piring dan gelas kotor. Mamanya! Dengan
perlahan, Alea mendekat kemudian memeluk Mamanya dari belakang. Mama kaget,
tapi kemudian sadar siapa yang sedang memeluknya.
“Alea kebangun ya.” Kata Mama
lembut.
“Kok Mama gak bilang-bilang kalo
mau pulang?” tanya Alea. Mama pun melepas pelukan Alea kemudian berbalik.
“Sayang, Mama pengen kasih
kejutan ke kamu. Eh, malah ketahuan duluan.” Jawab Mama sambil tersenyum.
“Mama pulang sendirian?” tanya
Alea lagi. Nampak ada raut wajah menyesal di wajah Mama ketika mendengar
pertanyaan Alea itu.
“Iya sayang. Maafin Papa, dia
masih ada proyek di sana. Jadi gak bisa ikut.” Jawab Mama dengan nada berat.
“Selalu aja gitu. Selalu sibuk
sama kerjaan. Gak pernah ada waktu buat anaknya.” Kata Alea.
“Alea! Kenapa kamu ngomong gitu!”
kata Mama dengan nada agak tinggi.
“Itu kenyataan Ma! Papa terlalu
sibuk sama kerjaannya! Itu sebenernya alasan Alea pulang ke Indonesia trus
tinggal sama kak Kenzo. Karena di sana Papa gak pernah punya waktu buat Alea,
buat kita. Selama Alea di sini pun, cuma Mama yang sering telpon Alea sama kak
Kenzo. Papa sama sekali gak nanyain kabar Alea sama kakak. Papa udah lupa
sama…” Kata-kata Alea terputus oleh tamparan dari Mama. Alea tersentak kaget.
Dengan memegangi pipinya, Alea berlari ke kamarnya sambil menangis.
Mama tampak menyesal telah menampar putri
kesayangannya. Beliau tak tahan mendengar semua kata-kata dari Alea tadi. Semua
rencana yang sudah disusun untuk memberi kejutan ke Alea telah hancur
berantakan.
bersambung lagiii.....
Gimana gimana?? Minta komentarnya yaa... ^^.
0 comments:
Post a Comment
Abis baca artikelnya, kasih komentar ya.. Supaya artikel selanjutnya bisa lebih bagus... ^^