Blogger templates

Pages

27 September 2012

Cerita Tentang Kita II | Sebuah Ikatan, Chapter - 4


Ini dia yang baru. Maap rada panjang, terus belepotan banget, terus ceritanya kurang asyik. Soalnya lagi banyak kerjaan.. hehe (alibi). Yuk dibaca... ^^.

Cerita Tentang Kita II | Sebuah Ikatan, Chapter - 4

Emily, Liana, dan Gea sedang berjalan menuju kantin kampus. Mereka masih membahas masalah tugas Liana yang tinggal sedikit lagi selesai. Sesekali mereka membicarakan hubungan Evan-Alea dan Kenzo-Emily.
“Eh, kak Evan sama Alea udah jadian belom sih? Kok kayaknya mereka sekarang sering ketemu gitu?” tanya Liana ke teman-temannya.
“Kayaknya belum deh Li. Kalopun udah pasti dia bakal cerita ke kita dong.” Kata Emily.
“Iya juga ya. Eh, terus loe sama kak Kenzo gimana Mily?” tanya Liana ke Emily.
“Apaan sih Li. Kan belum tentu juga kak Kenzo suka sama gue.” Jawab Emily berusaha mengelak.
“Nah, berarti loe emang suka sama kak Kenzo kan?” tanya Liana dengan nada menggoda.
“Dasar kepo loe.” Jawab Emily sewot. Liana dan Gea pun tertawa.
Saat sedang asyik ngobrol dan bercanda, tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Liana dari belakang. Liana dan orang itu pun terjatuh. Emily dan Gea pun segera membantu Liana yang kesakitan. Setelah kembali berdiri, Liana langsung mendatangi orang sudah menabraknya yang sedang sibuk merapikan bajunya.
“Eh, kalo jalan pake mata dong.” Kata Liana galak. Setelah orang itu menoleh, ternyata Wayan yang sudah menabraknya.
“Eh, singa. Biasa aja dong jangan teriak-teriak gitu. Gue juga jatuh nih.” Kata Wayan membela dirinya. Dia sama sekali tak menatap Liana karena masih sibuk membersihkan baju dan celananya yang kotor karena terjatuh.
“Biasa gimana? Loe tu yang seenaknya lari-larian gak liat depan.” Kata Liana menyerang Wayan.
“Wow wow. Kenapa nih kok seru banget? Ada apaan ni?” tanya Tara yang tiba-tiba datang dari arah belakang Wayan.
“Nih, cewek singa. Gue kan gak sengaja nabrak karena gak bisa ngerem.” Kata Wayan menunjuk Liana.
“Singa? Maksud loe apaan kak?” tanya Liana galak.
“Tuh, liat galaknya kayak singa kan.” Kata Wayan.
“Udah udah. Tadi yang nabrak siapa?” tanya Tara.
“Gue.” Jawab Wayan singkat.
“Yaudah. Sekarang loe minta maaf ke Liana deh Yan. Kan loe yang nabrak, berarti loe yang salah. Buruan.” Kata Tara ke Wayan.
“Enak aja. Gue kan gak sengaja. Lagian dia juga ngomong kayak gitu. Galaknya gak kira-kira. Ogah gue.” Kata Wayan.
“Dasar loe kayak anak kecil Yan. Liana, maafin Wayan ya. Tadi dia emang larinya gak kira-kira jadi nabrak loe. Maafin dia ya.” Kata Tara ke Liana. Tampak wajah Liana masih diselimuti kemarahan.
“Udah yuk Li. Kita ke kantin aja.” Ajak Gea. Emily pun merespon dengan menarik Liana pergi. Tampak tatapan tajam Liana dan Wayan yang saling beradu, menyebabkan aliran elektron yang berputar-putar membentuk angin puting beliung. Tara pun bergegas mengajak Wayan pergi.
“Siapa sih tu cewek?” tanya Wayan ke Tara.
“Liana, temennya Alea, adiknya Kenzo.” Jawab Tara.
“Gila ya. Si Alea punya temen galak kayak singa.” Kata Wayan.
“Haha. Biasa aja kali Yan. Loe tadi juga gak kalah galak.” Kata Tara bercanda.
***
Kenzo baru saja sampai rumah setelah melakukan kontrol ke dokter. Dia merebahkan dirinya di sofa sambil mendengarkan musik dari iPod kesayangannya. Karena merasa haus, dia beranjak ke dapur untuk mengambil air minum di kulkas. Gurat wajahnya begitu lesu tak bersemangat. Setelah itu, dia kembali ke sofa untuk istirahat. Saat akan tertidur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Sekali dua kali, Kenzo tak menghiraukannya. Tapi akhirnya dia merasa terganggu karena berkali-kali ketukan pintu.
“Aduh, siapa sih ni.” Gerutu Kenzo. Dia pun bergegas membukakan pintu.
“Siapa ni? Ada keperluan apa?” tanya Kenzo sambil mengucek kedua matanya. Sehingga dia tidak memperhatikan siapa yang berada di depannya. Orang yang ada di depan Kenzo itupun hanya tersenyum. Tiba-tiba mengulurkan tangan kemudian mengacak-acak rambut Kenzo. Mendapat perlakuan seperti itu, Kenzo pun kaget. Dia pun menatap orang itu.
“Mama!!” teriak Kenzo kemudian memeluk orang yang ternyata Mamanya. Beliaupun menyambut pelukan Kenzo dengan hangat.
“Mama kapan dateng? Kok gak ngasih kabar dulu? Papa mana?” tanya Kenzo.
“Mama sengaja mau kasih kejutan sayang. Papa gak ikut, lagi ngerjain proyek di sana.” Jawab Mama Kenzo lembut.
“Yaudah, masuk yuk Ma. Kenzo mau telpon Alea dulu. Mau ngasih kabar kalo Mama pulang.” Kata Kenzo. Mereka berdua pun masuk. Saat Kenzo akan menelpon Alea, tiba-tiba Mama mencegahnya.
“Lho. Kenapa Ma?” tanya Kenzo.
“Jangan. Eh, Kenzo, kamu inget kan besok tanggal berapa?” tanya Mama.
“27 September?” jawab Kenzo.
“Terus, kalo 27 September?” tanya Mama lagi. Kenzo pun mengernyitkan dahinya berusaha mengingat sesuatu. Kemudian dia teringat sesuatu.
“Ulang taunnya Alea!!” teriak Kenzo. Mama Kenzo pun tersenyum.
“Nah, Mama sengaja pulang buat ngasih kejutan buat dia. Tapi sayangnya, Papa malah gak bisa dateng.” Kata Mama Kenzo.
“Tapi Ma. Hari Jumat, Alea ada acara makrab jadi gak di rumah.” Kata Kenzo menjelaskan ke Mamanya.
“Yah. Terus gimana dong sayang?” tanya Mama agak kecewa.
“Emm. Gampang deh, nanti Kenzo yang atur. Pokoknya Mama siapin aja kejutannya. Besok malem, kita kasih ke Alea.” Jawab Kenzo dengan wajah yakin. Melihat raut wajah Kenzo, Mama pun tersenyum. Dalam hati, beliau percaya dengan apa yang direncanakan Kenzo.
“Oiya. Kamu udah makan belum?” tanya Mama.
“Hehe. Belum Ma. Males masak.” Jawab Kenzo sambil nyengir.
“Idih. Anak Mama yang satu ini kok malesnya gak ilang-ilang sih. Yaudah, Mama masakin dulu.” Kata Mama sambil mengacak-acak rambut Kenzo. Kemudian melangkah ke dapur.
***
“Temen-temen, aku duluan ya.” Kata Alea pamit ke teman-temannya.
“Ok Al. Ati-ati ya.” Kata Emily. Gea dan Liana melambaikan tangannya. Alea pun tersenyum. Hari ini Alea ingin pulang lebih cepat untuk bertemu kakaknya. Dia tidak ikut ke rumah Emily untuk menyelesaikan tugas Liana. Saat akan keluar pintu gerbang, ada seseorang yang menghampirinya dengan motor.
“Bareng yuk Al.” kata orang itu yang ternyata Wisnu. Alea kaget.
“Eh, Wisnu. Gak ah kan rumah kita beda arah.” Kata Alea mencoba menolak.
“Udah gakpapa. Yuk.” Ajak Wisnu lagi. Tapi Alea berkeras menolak.
“Yaudah kalo gitu. Gue duluan ya.” Kata Wisnu dengan nada kecewa. Kemudian memacu motornya. Alea pun kembali berjalan. Hari ini Kenzo tidak masuk sehingga Alea harus pulang sendiri. Dan sudah menjadi kebiasaannya di Jepang, berjalan kaki pulang daripada naik angkutan umum semacam bus.
“Al.” ada yang memanggil Alea dari arah belakang. Alea pun menoleh.
“Kak Evan, dari mana?” tanya Alea.
“Dari swalayan, belanja. Oiya, kamu kok jalan kaki?” tanya Evan.
“Kan kak Kenzo gak masuk kak. Yaudah, aku pulang sendiri.” Jawab Alea enteng.
“Bareng yuk.” Ajak Evan. Alea hampir melompat mendapat ajakan dari Evan. Alea pun tak menjawab.
“Kamu tunggu sini bentar, aku ambil motor dulu.” Kata Evan. Tak berapa lama, Evan sudah kembali dengan motornya.
“Yuk.” Ajak Evan. Dengan malu-malu, Alea naik membonceng Evan. Sepanjang jalan, Evan mengajak Alea ngobrol dan bercanda. Mereka berdua pun sesekali cekikikan.
Tak berapa lama, mereka sampai di rumah Alea.
“Makasih ya kak, udah dianterin. Yuk masuk dulu.” Ajak Alea.
“Sama-sama Al. gak ah, ni belanjaannya udah ditungguin bundaku.” Kata Evan.
“Yaudah kalo gitu. Ati-ati ya kak.” Kata Alea. Evan pun segera pergi. Alea masuk ke rumah, kemudian duduk di samping Kenzo yang sedang menonton TV.
“Al, tadi bareng sama siapa?” tanya Kenzo.
“Kak Evan, kak.” Jawab Alea malu-malu.
“Ciee. Asik-asik.” Kata Kenzo menggoda Alea.
“Aduh, apaan siih Al.” kata Kenzo memegangi hidungnya yang dicubit Alea.
“Kakak sih, makanya jangan ngegodain Alea terus. Daripada ngegodain Alea, mending si Mily aja yang digodain.” Kata Alea kemudian tertawa.
“Kamu ya.” Kenzo kemudian mengacak-acak rambut Alea. Mereka berdua tampak sangat akur. Dari dalam kamar tepat di belakang Kenzo dan Alea, Mama melihat kedua buah hatinya yang telah beranjak dewasa itu dengan senyum bahagia. Beliau sengaja bersembunyi karena ingin memberikan kejutan tepat saat hari ulang tahun Alea.
“Andai aja Papa mau ikut Mama pulang.” Kata Mama lirih.
“Udah ah, aku mau ambil minum dulu.” Kata Alea kemudian berjalan ke dapur. Sesampainya di dapur, dia melihat meja makan yang berisi makanan. Alea pun memanggil kakaknya.
“Kakaaak!! Kak Kenzooo!!” teriak Alea. Kenzo pun berlari menghampiri Alea.
“Heh, dasar. Ngapain teriak-teriak?” tanya Kenzo sambil menjitak kepala Alea.
“Aduh. Ni, kok ada makanan banyak?” tanya Alea sambil menunjuk ke arah meja makan. Kenzo agak gugup, kemudian berusaha tetap santai menjawabnya.
“Ini tadi kakak beli kok. Ya, itung-itung nyiapin sebelum kamu berangkat makrab gitu biar bisa makan enak.” Kata Kenzo sambil nyengir.
“Kalo gitu, makan ah.” Kata Alea kemudian duduk dan makan makanan itu. Kenzo ikut duduk kemudian memperhatikan Alea yang makan dengan lahap.
“Kak.” Kata Alea.
“Iya Al, kenapa?” tanya Kenzo.
“Gakpapa. Gak jadi.” Kata Alea kemudian melanjutkan makannya.
“Yaudah. Kakak tidur duluan ya, udah ngantuk.” Kata Kenzo.
“Iya kak.” Jawab Alea. Kenzo pun meninggalkan Alea sendiri di meja makan.
Selesai makan, Alea mencuci piring kemudian kembali ke ruang keluarga untuk menonton TV. Saat berjalan menuju ruang keluarga, Alea masih memikirkan soal makanan yang ada di meja makan tadi. Dia tidak percaya kalo Kenzo membelinya karena rasa makanan itu begitu familiar untuknya.
“Rasanya familiar banget. Kayak masakan Mama. Tapi Mama kan di Jepang? Ah udah lah.” batin Alea. Karena sudah mengantuk, dia pun bergegas ke kamar untuk tidur.
Jam menunjukkan pukul 1 pagi. Tidur Alea terusik dengan bunyi di dapur. Karena penasaran, Alea pun turun untuk memeriksa. Dengan berjingkat, Alea menuju ke dapur. Di sana, dia kaget melihat siapa yang sedang mencuci piring dan gelas kotor. Mamanya! Dengan perlahan, Alea mendekat kemudian memeluk Mamanya dari belakang. Mama kaget, tapi kemudian sadar siapa yang sedang memeluknya.
“Alea kebangun ya.” Kata Mama lembut.
“Kok Mama gak bilang-bilang kalo mau pulang?” tanya Alea. Mama pun melepas pelukan Alea kemudian berbalik.
“Sayang, Mama pengen kasih kejutan ke kamu. Eh, malah ketahuan duluan.” Jawab Mama sambil tersenyum.
“Mama pulang sendirian?” tanya Alea lagi. Nampak ada raut wajah menyesal di wajah Mama ketika mendengar pertanyaan Alea itu.
“Iya sayang. Maafin Papa, dia masih ada proyek di sana. Jadi gak bisa ikut.” Jawab Mama dengan nada berat.
“Selalu aja gitu. Selalu sibuk sama kerjaan. Gak pernah ada waktu buat anaknya.” Kata Alea.
“Alea! Kenapa kamu ngomong gitu!” kata Mama dengan nada agak tinggi.
“Itu kenyataan Ma! Papa terlalu sibuk sama kerjaannya! Itu sebenernya alasan Alea pulang ke Indonesia trus tinggal sama kak Kenzo. Karena di sana Papa gak pernah punya waktu buat Alea, buat kita. Selama Alea di sini pun, cuma Mama yang sering telpon Alea sama kak Kenzo. Papa sama sekali gak nanyain kabar Alea sama kakak. Papa udah lupa sama…” Kata-kata Alea terputus oleh tamparan dari Mama. Alea tersentak kaget. Dengan memegangi pipinya, Alea berlari ke kamarnya sambil menangis.
Mama tampak menyesal telah menampar putri kesayangannya. Beliau tak tahan mendengar semua kata-kata dari Alea tadi. Semua rencana yang sudah disusun untuk memberi kejutan ke Alea telah hancur berantakan.
bersambung lagiii..... 

Gimana gimana?? Minta komentarnya yaa... ^^.

0 comments:

Post a Comment

Abis baca artikelnya, kasih komentar ya.. Supaya artikel selanjutnya bisa lebih bagus... ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...