Blogger templates

Pages

18 September 2012

Cerita Tentang Kita | Sebuah Awal, Chapter - 1

Alhamdulillah, ane jadi ketagihan nulis cerita lagi. Kali ini cerbung lagi.. Yukmari.. ^^.

 http://2.bp.blogspot.com/-7ruQpyQxApE/Tv_FbKliraI/AAAAAAAAAgA/1dd329vdHRY/s1600/buku.jpg

Cerita Tentang Kita | Sebuah Awal, CHAPTER – 1

“Kriiing..Kriiing..Kriiing...” bunyi alarm yang begitu keras sepertinya mengusik tidur nyenyak Kenzo. Nampak dia belum mau bangun bahkan membuka matanya. Namun alarm masih terus berdering dengan keras.
“Dasar alarm sialan. Gak tau orang lagi ngantuk.” Umpat Kenzo sambil mematikan alarm.
“Oke. Gangguan udah gak ada, waktunya tidur lagi.” Kenzo merebahkan diri lagi ke tempat tidurnya.
Perlahan, Kenzo pun mulai tertidur kembali. Sampai akhirnya muncul seseorang yang mengguncang-guncangkan tubuhnya dan menyuruhnya bangun.
“Kak Kenzoo... Buruan banguuun!!”
“Aaahh.. Berisik. Lagian ini kan hari minggu.” Kata Kenzo kesal. Dia masih belum membuka matanya.
“Kakakku yang cakep, ayo dong bangun. Nanti cakepnya ilang lho.” Suara itu kembali mengusik dan menggoda Kenzo.
Kali ini, Kenzo tak menjawab. Dia perlahan bangun dan membuka matanya. Kenzo hampir melompat melihat siapa yang sedang berada di hadapannya. Seorang gadis cantik berambut panjang, bermata indah, dengan senyum manisnya. Kenzo melongo.
“Alea?” tanya Kenzo.
“Ih, kakak nih amnesia ya? Masa sama adiknya sendiri lupa sih.” Kata Alea manyun. Kenzo tersenyum, kemudian memeluk adik yang sangat dia sayangi itu.
“Kakak kangen sama kamu Al.” Kata Kenzo.
“Alea juga kangen sama kakak,” balas Alea, ”seneng deh kakak baik-baik aja.”
“Al, ini kamu beneran? Kok tambah cantik?” kata Kenzo sedikit menggoda Alea.
“Dasar, kakak ni. Adiknya sendiri digombalin.” Kata Alea sambil mencubit hidung mancung kakaknya.
“Auwww.. Sakit.” Teriak Kenzo. Alea pun melepaskan hidung kakaknya. “Kok gak telpon aja sih Al? Kan kakak bisa jemput kamu.”
“Huuu.. Bangun aja belum. Daripada nungguin kakak, mending Alea naik taksi sendiri.”
“Oiya. Kok kamu bisa masuk? Kan pintunya..” belum sempat Kenzo menyelesaikan kata-katanya, Alea pun memotongnya.
“Kakakku yang cakep tapi teledor, tadi tu pintunya sama sekali gak dikunci. Untung gak ada maling.” Kata Alea. Kenzo pun tersipu. Dia baru ingat kalau semalam dia memang lupa mengunci pintu rumah karena sudah keburu tidur.
“Yaudah, Alea mau masak dulu. Kakak belum makan kan?” tanya Alea.
“Iya nih Al, laper banget. Masak yang enak ya. Kakak mau cuci muka dulu.”
Alea bergegas ke dapur untuk memasak. Di sana, dengan cermat dia mulai memasak bahan-bahan dan bumbu yang ada. Tak berapa lama, dua piring nasi goreng lengkap dengan telur dadar dan taburan bawang goreng sudah siap di atas meja makan. Kenzo yang mencium aroma sedap masakan Alea bergegas berlari menuju meja makan.
“Sedapnya...” kata Kenzo.
“Ini dia, nasi goreng plus telur dadar ala chef Alea.. Hihihi.” Kata Alea bercanda. “Yuk kak, dimakan dulu.”
“Siap deh chef Alea.” Kenzo dan Alea pun makan bersama.
“Papa sama Mama di sana sehat kan?” tanya Kenzo.
“Iya kak, mereka pesen supaya kakak jaga kesehatan, jaga diri, terus sama kakak supaya ngejagain Alea bener-bener. Jangan digalakin. Trus jangan dibikin nangis. Harus jadi kakak yang bisa jadi teladan buat adiknya.” Kata Alea.
“Iya iya adikku yang cantik tapi bawelnya minta ampun.” Kata Kenzo.
“Oiya Al, kamu jadi masuk ke kampus kakak?” tanya Kenzo tiba-tiba.
“Iya kak, kata Papa sama Mama, disuruh masuk ke situ. Supaya ada yang ngejagain katanya.” Jawab Alea.
“Trus, kamu masuk jurusan apa?”
“Aku ambil jurusan Sastra kak. Hehe.”
“Sip deh, jurusan sastra kan gedungnya deket sama jurusan informatika. Jadi kakak bisa jagain kamu terus.”
“Huuu.. Eh, kak. Katanya kakak jadi ketua BEM ya di kampus?” tanya Alea.
“Iya Al. Oiya, besok Senin kan ada acara penyambutan mahasiswa baru. Tapi gak disuruh bawa yang aneh-aneh kok. Tenang aja. Terus kalo ada yang rese sama kamu, bilang ke kakak ya.” Jawab Kenzo.
“Siap boss.”
***
Hari senin tiba. Di Universitas Taruna, terlihat begitu banyak mahasiswa baru yang berkumpul di depan hall. Kenzo dan Alea baru saja sampai. Setelah memarkirkan motornya, Kenzo pun mengajak Alea ke hall.
“Al, nanti acaranya diadain di situ.” Kata Kenzo sambil menunjuk gedung Hall.
“Iya kak.” Kata Alea.
“Yaudah, kamu ke sana dulu gih cari-cari kenalan. Kakak mau ke ruang BEM dulu. Ati-ati ya.” Kata Kenzo kepada Alea.
“Iya kakakku yang cakep. Kakak juga ya.” Kata Alea sambil berlalu. Kenzo hanya tersenyum. Dia masih berdiri melihat Alea yang berjalan berbaur dengan mahasiswa baru lainnya. Setelah Alea tak terlihat, Kenzo pun memutar arah menuju ke ruang BEM. Sesampainya di ruang BEM, dia bertemu dengan dua sahabatnya. Evan dan Tara.
“Sob, baru dateng ya?” sapa Tara ke Kenzo.
“Iya nih, maklum hidup gak sama ortu, jadi apa-apa harus sendiri deh.” Jawab Kenzo.
“Makanya buruan cari cewek supaya gak sendirian terus. Hahaha.” Timpal Tara. Evan dan Tara pun tertawa terbahak-bahak.
“Sialan loe berdua.” Kata Kenzo sambil tersipu. “Oiya, Wayan belum dateng?” tanya Kenzo.
“Dia tadi telpon, saudaranya ada yang masuk rumah sakit. Jadi nanti dateng rada siang.” Jawab Tara.
Di tempat lain, Alea duduk sendirian di depan hall sambil melihat begitu banyak mahasiswa baru yang menunggu waktu dimulainya penyambutan mahasiswa baru. Tiba-tiba ada yang menghampirinya.
“Hai.” Sapa orang itu.
“Eh, iya.” Jawab Alea.
“Mahasiswa baru juga ya? Kenalin aku Emily Navita.” Kata Emily memperkenalkan diri.
“Iya, aku Alea. Salam kenal ya.” Kata Alea.
“Oiya Alea, ini Gea. Dia orangnya pemalu.” Kata Emily memperkenalkan Gea.
“Hai Gea.” Sapa Alea ramah. Gea hanya tersenyum malu. Tiba-tiba dari kejauhan ada yang berlari berhambur ke tempat Alea, Emily, dan Gea berada.
“Mily.. Sorry gue telat. Eh, ada temen baru. Kenalin gue Liana.” Kata Liana memperkenalkan diri.
“Iya Liana. Eh, kalian masuk jurusan apa?” tanya Alea.
“Kita bertiga kompakan masuk jurusan sastra Alea. Kalo kamu?” tanya Emily.
“Wah, kebetulan. Aku juga masuk sastra. Kalo gitu, gimana kalo kita sahabatan? Supaya bisa saling bantu.” Usul Alea.
“Setuju!!” teriak Liana. Mereka pun setuju untuk menjadi sahabat.
Saat asyik mengobrol, tiba-tiba ada suara yang mengejutkan mereka. Ternyata acara penyambutan mahasiswa baru akan segera dimulai. Alea, Emily, Gea, Liana, dan mahasiswa baru yang lain bergegas memasuki Hall. Setelah semuanya duduk dan menempatkan diri, acara pun dimulai. Acara berlangsung dengan lancar. Dan tiba pada sambutan dari perwakilan BEM. Ternyata yang maju adalah Kenzo, Evan, dan Tara.
“Selamat pagi semuanya.” Kata Kenzo mengawali sambutannya.
“Perkenalkan kami bertiga perwakilan dari BEM atau Badan Eksekutif Mahasiswa, selaku panitia penyelenggara acara ini. Saya Kenzo Aria Wiranata, kalian bisa panggil saya Kenzo. Saya ketua BEM sekaligus ketua panitia. Di sebelah kanan saya, Stevanus Ekananda. Ketua komunitas robot. Dan di sebelah kiri saya, Tara Adiputra. Ketua tim basket. Kami mengucapkan selamat datang kepada teman-teman mahasiswa baru.” Kata Kenzo mengawali sambutannya.
“Eh, liat deh. Kak Kenzo keren banget ya. Cakep.” Kata Emily kepada Alea, Gea, dan Liana.
“Mily kalo cowok bening tau aja deh. Emang bener, kak Kenzo emang cool abis.” Kata Liana. Alea hanya tersenyum mendengar sahabat-sahabatnya mengagumi kakaknya.
Waktu istirahat tiba. Kini mereka diperkenankan untuk istirahat sebelum melanjutkan acara. Alea dan sahabat-sahabatnya memutuskan untuk pergi ke kantin. Saat sedang asyik bercanda, tiba-tiba Alea menabrak seseorang hingga Alea terjatuh.
“Kamu gakpapa Alea?” tanya Liana membantu Alea berdiri.
“Eh, kalo jalan pake mata dong. Nabrak orang seenaknya.” Kata cewek itu, yang ternyata salah satu panitia.
“Maaf kak, tadi gak sengaja.” Kata Alea meminta maaf.
“Iya kak, maafin kita.” Kata Emily membela Alea.
“Dasar mahasiswa baru udah sok sok’an.” Kata orang itu kemudian mendorong Alea.
“Udah Ve. Jangan keterlaluan.” Kata teman orang itu.
“Gue tadi liat loe berduaan sama Kenzo di tempat parkir. Berani banget loe.” Cewek bernama Ve itu mengangkat tangannya akan menampar Alea. Tiba-tiba ada tangan yang menahannya. Ternyata Evan.
“Eits. Ve, jangan anarkis gini dong. Loe panitia. Pergi loe!” kata Evan dengan nada tinggi. Ve pun pergi dengan wajah kesal diikuti teman-temannya.
“Kamu gakpapa kan?” kata Evan mencoba membantu Alea berdiri. Saat itu, tatapan mata mereka beradu. Ada gejolak di dalam hati mereka. Alea pun berdiri dibantu Evan. Ternyata tangan kanan Alea berdarah. Tiba-tiba saja Alea menangis dan jatuh terduduk. Evan, Emily, Liana, dan Gea bingung kenapa tiba-tiba Alea menangis.
Dari belakang Evan, muncul Kenzo dan Tara.
“Waduh, Van. Anak orang loe apain nih sampe nangis gitu?” kata Tara.
“Gak gue apa-apain kunyuk. Tadi dia didorong sama Ve sampe jatuh. Trus dia jatuh.” Terang Evan.
Tanpa berkata apa-apa, Kenzo langsung menolong Alea berdiri kembali dan memeluknya. Hal itu membuat yang lain terkejut. Evan terdiam. Emily juga tiba-tiba terkejut melihat Kenzo memeluk Alea.
“Alea sayang, udah jangan nangis ya. Ada kakak di sini.” Kata Kenzo menenangkan Alea.
“Kak... a..ada.. d..da..rah kak.. Alea takut.” Kata Alea masih menangis.
“Tar, cepet ambil kotak P3K di ruang panitia. Buruan!!” kata Kenzo tegas. Tara pun bergegas berlari mengambil kotak P3K. “Sayang, udah jangan nangis ya.” Kata Kenzo masih memeluk Alea.
“Ka..kakak..jangan..Al..Alea takut..jangan ber..da..darah.. lagi.” Kata Alea terbata-bata. Kenzo semakin erat memeluk tubuh Alea.
Tara pun sudah datang dengan membawa kotak P3K. Dengan telaten, Kenzo membersihkan luka Alea dan membalut perban di tangan Alea. Perasaaan Evan dan Emily semakin tertusuk-tusuk melihat apa yang dilakukan Kenzo kepada Alea. Mereka belum tahu kalau Kenzo dan Alea adalah kakak beradik.
“Kenzo, gila loe. Sama mahasiswa baru udah berani peluk-peluk. Panggil sayang-sayangan lagi.” Celetuk Tara.
“Kalian, yang ada di sini denger ya. Alea ini adik kandung gue. Jadi wajar dong, kalo gue bersikap kayak gini.”
“Adik loe?” tanya Evan.
“Iya Van. Gue pernah cerita kan kalo gue punya adik yang ikut ortu gue ke Jepang dan sekolah di sana? Orang itu Alea. Jadi kalian jangan salah paham.” Evan dan Tara pun saling berpandangan.
“Alea punya phobia sama darah. Jadi dia langsung histeris ngeliat ada darah di tangannya.” Terang Kenzo. Evan, Tara, Emily, Liana, dan Gea pun manggut-manggut.
“Kalian temennya Alea kan?” tanya Kenzo ke Emily, Liana, dan Gea.
“I..Iya kak.” Jawab Emily malu-malu.
“Makasih ya, udah mau jadi temennya Alea. Kalo nanti ada yang gangguin Alea, kalian langsung bilang ke gue.” Kata Kenzo tegas. Emily pun mengangguk. Dia merasa senang melihat tatapan mata Kenzo kepadanya.
“Alea udah punya pacar belum?” tanya Tara tiba-tiba.
“Eh, loe kunyuk jangan berani-berani gangguin apalagi sentuh adik gue ya.” Kata Kenzo.
“Ye.. Galak. Taringnya keluar. Eh.” Tara menghentikan kata-katanya ketika melihat sorot mata serius Kenzo.
“Yaudah Al, kamu istirahat ke klinik kampus dulu aja ya. Gak usah ikut acara selanjutnya.” Kata Kenzo lembut ke Alea.
“Alea takut kak.” Kata Alea kemudian memeluk Kenzo.
“Gue juga mau dipeluk dong. Ups.” Celetuk Tara kembali terhenti oleh tatapan tajam Kenzo.
“Van, tolong temenin Alea ke klinik ya.” Kata Kenzo ke Evan.
“Kakak..” kata Alea memanggil Kenzo. Kenzo menoleh.
“Hati-hati..” kata Alea pelan. Kenzo tersenyum.
“Yuk Alea.” Kata Evan kemudian menggandeng tangan Alea. Mereka berjalan pelan ke klinik kampus. Ada senyum malu di antara mereka.
Kenzo dan Tara berjalan menuju ke ruang panitia. Emily, Liana, dan Gea bergegas berjalan menuju hall untuk mengikuti acara berikutnya.

To be continue...

Itu dulu ya gan, lanjutannya ane post kalo udah mood nge-post lagi... :P Jangan lupa kasih komen.. Heheh
Nih gan, lanjutannya.. mari dibaca.. --->> Chapter - 2

3 comments:

  1. wahhh,,bner-bener 2 saudara yg akur danbaik jd panutan ,.,.sluutt,

    keren ,di tunggu jalan cerita selanjutnya.

    ReplyDelete

Abis baca artikelnya, kasih komentar ya.. Supaya artikel selanjutnya bisa lebih bagus... ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...