Blogger templates

Pages

19 September 2012

Cerita Tentang Kita | Sebuah Awal, Chapter - 2

Ini chapter kedua dari cerita sebelumnya di sini. Yuk dibaca... ^^.

http://images2.layoutsparks.com/1/166700/black-white-sadness-field.jpg

Cerita Tentang Kita | Sebuah Awal, CHAPTER – 2

Emily, Liana, dan Gea sudah duduk kembali di dalam hall untuk bersiap mengikuti lanjutan acara penyambutan mahasiswa baru. Namun pikiran mereka masih tertuju pada Alea yang sekarang sedang tidak bersama mereka. Di dalam hall, begitu riuh dengan suara percakapan para mahasiswa baru.
“Selamat siang teman-teman.” Suara seorang di atas panggung mengubah suasana ruang hall menjadi begitu hening. Seorang cowok berwajah tampan yang menenteng gitar berdiri di atas panggung hall.
“Nah, itu dia artis kita dateng.” Kata Tara. Kenzo hanya tersenyum melihat kehadiran Wayan yang tidak disangka-sangka.
“Oke, kenalin nama gue Wayan Svastika. Kalian bisa panggil gue Wayan. Di sini, gue bakal mencoba menghibur kalian teman-teman mahasiswa baru dengan beberapa lagu. Semuanya setuju?” Kata Wayan diikuti riuh tepuk tangan para mahasiswa baru terutama para cewek.
Wayan pun mulai memetik senar-senar gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu. Suasana hall kembali hening, hanya terdengar suara Wayan diikuti alunan gitarnya yang seolah menyihir seisi hall.
“Bener-bener Voice of God.” Kata Kenzo. Tara mengangguk tanda setuju pada Kenzo.
***
“Alea.” Kata Evan pelan.
“Iya kak.” Jawab Alea.
“Kamu udah gak papa?” tanya Evan.
“I..iya kak. Udah gakpapa kok.” Jawab Alea sedikit canggung karena dia tidak terbiasa berduaan dengan seorang cowok selain papa dan kakaknya, Kenzo.
“Emm.. Alea, boleh tanya sesuatu gak?”
“Apa itu kak?”
“Kenapa kamu tadi nangis histeris?” tanya Evan. Alea terdiam sejenak. Wajahnya berubah murung.
“Eh, kalo kamu gak mau jawab, gakpapa kok. Aku...” belum sempat Evan menyelesaikan kata-katanya, Alea langsung berbicara.
“Aku takut darah kak. Semuanya bermula waktu aku masih kecil. Waktu itu aku sama kak Kenzo lagi main kejar-kejaran. Karena masih kecil, aku gak tahu kalo ternyata aku lari ke jalan raya. Pas ada mobil yang hampir nabrak aku, tiba-tiba kak Kenzo ngedorong aku sampe jatuh. Kak Kenzo yang ketabrak. Dan kepalanya...” Alea tak melanjutkan kata-katanya. Kedua tangannya menutupi wajahnya yang sembab karena kembali menangis.
“Udah Alea, jangan diterusin.” Kata Evan menenangkan Alea. Tiba-tiba Alea memeluk Evan.
“Kak Evan, tolong jagain kak Kenzo buat aku ya.” Kata Alea.
“I..Iya Alea, ta..tapi.” kata Evan terbata-bata. Alea baru sadar kalau dia memeluk Evan.
“Eh, ma..maaf kak.” Kata Alea buru-buru mundur dari Evan. Wajah mereka bersemu merah.
***
“Jrenggg.” Wayan selesai menyanyikan sebuah lagu. Suasana masih hening. Kemudian tepuk tangan mulai muncul.
“Terimakasih.” Kata Wayan sambil membungkukkan badan kemudian berjalan menuruni panggung. Pembawa acara pun kembali memandu jalannya acara hingga selesai. Sesampainya di belakang panggung, Wayan sudah disambut Kenzo dan Tara.
“Selalu bisa menyihir pendengar loe.” Kata Tara memuji Wayan.
“Alah, loe bisa aja bro. Sorry ya gue telat.” Kata Wayan.
“Iya, gakpapa. Yang penting loe bisa dateng trus berhasil nyihir seisi hall.” Kata Kenzo.
“Haha. Loe bisa aja deh Kenzo.”
“Eh, gue ke klinik dulu ya.” Kata Kenzo. Tara mengangguk.
“Klinik? Ngapain woy?!” tanya Wayan.
“Datengin adik gue.” Kata Kenzo sambil berlalu. Wayan bingung. Tara hanya tersenyum melihat kebingungan di wajah Wayan.
Kenzo berjalan sendirian keluar hall. Di depan hall, dia duduk merenung. Kenzo teringat pada kejadian yang menimpa Alea tadi. Dia memegangi kepalanya.
“Alea.. apa kamu masih dihantui trauma itu..” pikir Kenzo.
“Hai Kenzo.” Ve yang tiba-tiba muncul membuyarkan lamunan Kenzo.
“Kok sendirian? Tara sama Evan mana?” tanya Ve.
“Ve.” Kata Kenzo dengan nada tegas.
“Iya?”
“Gue peringatin ke loe. Jangan pernah ganggu atau sentuh Alea, atau loe bakal berhadapan sama gue. Ngerti loe?” kata Kenzo kemudian pergi.
Ve kaget mendengar kata-kata Kenzo tadi. Dia masih heran kenapa Kenzo bisa tiba-tiba begitu dekat dengan Alea, seorang mahasiswa yang baru saja masuk. Padahal selama ini yang dia tahu Kenzo gak pernah dekat dengan cewek. Rasa kesalnya pada Alea pun semakin besar.
Di depan klinik, Kenzo tak langsung masuk. Dia mendengar percakapan Alea dan Evan yang terdengar begitu hangat dan menyenangkan. Kenzo tersenyum, kemudian masuk.
“Eh, loe Kenzo.” Kata Evan menyambut kedatangan Kenzo.
“Kakaaak.” Kata Alea yang kemudian berhambur memeluk kakak tersayangnya itu. “Kakak ke mana aja? Kakak gak kenapa-kenapa kan?”
“Alea sayang, kakak tadi kan di hall. Ini, sekarang udah di sini.” Kata Kenzo sambil tersenyum. Alea tertunduk, wajahnya murung.
“Ih, senyum dong, jangan manyun gitu. Nanti cantik ilang lho.” Kata Kenzo menggoda Alea. Alea pun mencubit hidung Kenzo.
“Aaaawww!!” Evan dan Alea tertawa melihat Kenzo kesakitan memegangi hidungnya.
“Van, makasih ya udah mau jagain Alea. Gue ajak dia makan dulu ya.” Kata Kenzo ke Evan.
“Iya bro, sama-sama.” Kata Evan. Kenzo mengajak Alea keluar klinik. Evan dan Alea sempat saling curi pandang dan melempar senyum. Kenzo yang mengetahuinya hanya tersenyum.
Kenzo dan Alea berjalan berdampingan menuju kantin. Alea mengandeng tangan kakaknya dengan erat. Yang tidak tahu, pasti akan mengira kalau mereka adalah sepasang kekasih. Sesampainya di kantin, Kenzo memesan makanan dan minuman untuk mereka berdua. Kemudian mereka duduk.
“Kakak.” Kata Alea.
“Iya Al. Ada apa?” tanya Kenzo.
“Kakak jangan jauh-jauh dari Alea. Alea gak mau jauh dari kakak lagi kayak pas Alea di Jepang.” Kata Alea.
“Iya sayang. Kakak janji, gak akan jauh-jauh dari Alea.” Kata Kenzo menenangkan Alea. Makanan dan minuman pesanan mereka sudah datang. Mereka pun segera menyantapnya.
“Al, kak Evan menurut kamu orangnya gimana?” tanya Kenzo tiba-tiba. Hampir Alea tersedak.
“Orangnya baik kak. Juga pinter ngelawak.” Kata Alea malu-malu.
“Kamu suka ya sama kak Evan? Dia masih single loe.” Goda Kenzo.
“Ih, kakakku kok sok tau sih.” Kata Alea sambil mencubit hidung Kenzo dengan gemas.
Saat asyik bersenda gurau, mereka tidak sadar kalau ada Ve yang dari tempat lain sedang memperhatikan mereka. Hatinya begitu panas melihat kemesraan Kenzo dan Alea. Pikirannya tak bisa berpikir jernih. Yang dia pikirkan hanyalah bagaimana cara memberikan pelajaran kepada Alea karena sudah berani mendekati Kenzo, cowok yang dia sukai.
***
Pukul 3 sore, acara sudah selesai. Seluruh mahasiswa baru dan juga para panitia bergegas meninggalkan pulang. Kenzo dan Alea pun sedang bersiap untuk pulang. Saat sedang akan menyalakan motor, Kenzo tersadar kalau ada sesuatu yang hilang. Kunci motornya.
“Yah, kuncinya gak ada Al.” Kata Kenzo.
“Aduh, penyakit teledornya kakak nih. Yaudah, yuk dicari dulu” kata Alea.
Kenzo dan Alea pun menyusuri sepanjang jalan dari tempat parkir ke hall. Mereka hampir putus asa karena tidak segera menemukannya. Kemudian Alea pun berhasil melihatnya.
“Kak, itu kak!” teriak Alea.
“Mana?” tanya Kenzo.
“Itu.” Kata Alea sambil menunjuk ke arah kunci motor yang ada di tengah jalan masuk kampus. Saat Kenzo hendak mengambilnya, Alea mencegahnya.
“Udah, biar aku aja yang ambilin kak.” Kata Alea kemudian berlari untuk mengambil kunci tersebut. Alea segera mengambil kunci motor Kenzo, tapi tiba-tiba dari belakang muncul mobil yang meluncur hendak menabrak Alea. Kenzo menyadarinya, kemudian berlari mendorong tubuh Alea hingga terjatuh. Kenzo terlambat menghindar hingga akhirnya dia tertabrak dan jatuh dengan darah yang keluar dari tubuhnya. Sebelum kehilangan kesadaran, Kenzo melihat siapa yang ada di balik kemudi itu : Ve!
“Kakaaak!!!!” Alea yang melihat kejadian itu langsung berteriak dan berlari menghampiri Kenzo. Ve langsung mengemudikan mobilnya menjauh dari tempat itu. Alea berusaha membangunkan kakaknya yang terkapar penuh darah. Melihat darah yang begitu banyak di tubuh Kenzo, tubuh Alea bergetar. Dia berteriak histeris.
Teriakan Alea ternyata terdengar oleh Evan, Tara, dan Wayan yang ternyata belum pulang. Mereka segera menolong Kenzo dan membawanya ke rumah sakit serta membantu Alea untuk menenangkan diri. Alea masih menangis, wajahnya sangat pucat. Kedua tangannya masih penuh dengan darah Kenzo. Tak henti-hentinya dia memanggil nama Kenzo yang tak sadarkan diri.

bersambung.........

Next chapter, segera.. b^^d
Next Chapter-nya bisa dibaca di --->> Chapter-3

 

3 comments:

  1. semakin penasaran ja.,buruan di posting sambuungannya./

    ReplyDelete
  2. sip sip sip... berarti lumayan berhasil nih yang chapter - 2.. hehe ^^.

    ReplyDelete

Abis baca artikelnya, kasih komentar ya.. Supaya artikel selanjutnya bisa lebih bagus... ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...