Blogger templates

Pages

20 September 2012

Cerita Tentang Kita | Sebuah Awal, Chapter - 3

Chapter ketiga atau chapter terakhir dari Bagian Ke-1. Yang belum baca chapter sebelumnya, bisa klik :
Chapter-1
Chapter-2
Selamat membaca dan selamat menikmati. Jangan lupa kasih komen supaya Bagian Ke-2 bisa lebih bagus ya... ^^.


Cerita Tentang Kita | Sebuah Awal, CHAPTER – 3

Hampir 3 hari Kenzo di rumah sakit dan belum sadarkan diri. Alea, dengan sabar menjaga kakaknya setiap sepulang kuliah. Evan, Tara, dan Wayan pun selalu rutin menjenguk sahabat terbaik mereka itu. Teman-teman Kenzo yang lain pun juga menjenguk. Berdasarkan informasi dari dokter, Kenzo tidak mengalami luka yang parah. Namun benturan di kepalanya menyebabkan shock yang membuat Kenzo belum sadarkan diri.
“Al, kamu udah makan?” tanya Evan ke Alea.
“Eh, kak Evan. Belum kak nanti aja.” Jawab Alea pelan.
“Alea, kamu makan dulu gih. Dari tadi pagi kamu juga belum makan kan? Ini udah jam 7 malem lho.” Kata Tara ikut menasehati Alea. Alea hanya diam saja.
“Yaudah yaudah. Aku keluar bentar ya.” Kata Wayan pamit.
“Ke mana loe?” tanya Tara.
“Bentar doang, nanti balik ke sini lagi.” Kata Wayan seraya pergi. Suasana menjadi hening. Kenzo yang masih terbaring lemah di tempat tidurnya, Alea yang tampak lemah. Evan dan Tara yang begitu sabar menemani Alea menjaga Kenzo.
“Kak Kenzo, bangun kak. Alea gak mau kehilangan kakak. Alea sayang sama kakak.” Bisikan lirih Alea diiringi isak tangis.
“Makan makaaan.” Suara Wayan memecah keheningan. Ternyata Wayan keluar untuk membelikan makan Alea, Evan, dan Tara.
“Nih Alea, kamu makan dulu.” Kata Wayan sambil menyodorkan nasi bungkus ke Alea. Namun Alea tampak diam.
“Biar gue aja Yan.” Kata Evan mengambil nasi bungkus dari tangan Wayan. Dengan sabar, Evan berjongkok di samping Alea. Membisikkan sesuatu ke telinga Alea.
“Alea.. Makan dulu ya.” Kata Evan lembut sambil menyuapi Alea. Dan ternyata Alea mau makan! Hal ini membuat Tara dan Wayan kaget, tapi mereka kemudian hanya tersenyum. Mereka tau betul kalau sebenarnya Alea dan Evan saling memiliki perasaan suka.
“Kak Evan.” Kata Alea tiba-tiba.
“Iya Alea?” tanya Evan.
“Kapan kakakku bangun kak?” tanya Alea. Mendengar pertanyaan Alea, Evan hanya tersenyum.
“Alea, kak Kenzo pasti segera bangun kok. Kamu inget kan, janji kak Kenzo?” tanya Evan. Alea mengangguk,”Kak Kenzo tu orang yang selalu menepati janji. Jadi, kamu harus percaya sama dia. Ya.”
Alea tersenyum mendengar jawaban dari Evan. Dia merasa senang karena Kenzo memiliki sahabat-sahabat yang begitu menyayangi Kenzo dan juga peduli padanya. Evan, Tara, dan Wayan.
***
“Gila loe Ve. Perbuatan loe nekad banget tau gak? Sekarang malah Kenzo yang menderita.” Kata salah seorang teman Ve yang bernama Icha.
“Gue khilaf Cha. Gue gak nyangka kalo Kenzo yang bakal ketabrak. Trus gue harus gimana?” tanya Ve gugup.
“Yang jelas, loe harus minta maaf sama Kenzo. Tapi yang pertama, loe harus minta maaf sama si Alea.” Saran teman Ve yang bernama Dina
“Tapi gue malu Na.” Kata Ve.
“Bener apa kata Dina. Loe harus mau minta maaf Alea. Karena apa yang loe lakuin udah kelewat batas.” Kata Icha tegas. Ve pun akhirnya menuruti apa kata Dina dan Icha untuk minta maaf kepada Alea.
Ve ditemani Dina dan Icha bergegas mencari Alea, namun tak juga ketemu. Akhirnya mereka menemukan Alea sedang duduk sendirian di depan perpustakaan. Dengan langkah ragu-ragu, Ve menghampiri Alea.
“A..Alea.” sapa Ve gugup.
“Iya kak Ve. Ada apa?” kata Alea lembut. Ve terdiam sebentar.
“Ada yang pengen aku sampaiin ke kamu. Aku pengen minta maaf soal apa yang terjadi pas acara di kantin beberapa hari lalu.” Kata Ve.
“Iya kak, gakpapa. Aku juga minta maaf ya, soalnya waktu itu gak hati-hati pas jalan jadi nabrak kakak.” Kata Alea sambil tersenyum. Hal itu membuat Ve semakin tak enak hati.
“Ada lagi Alea. Soal Kenzo.” Kata Ve. Mendengar ini, raut wajah Alea tampak berubah.
“Sebenarnya, yang ngendarain mobil yang berusaha nabrak kamu itu.. Aku.” Kata Ve lirih.
“Plakkk!!!” sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Ve. Tampak wajah Alea dipenuhi amarah. Dia mampu memaafkan apa yang coba dilakukan Ve kepadanya. Tapi tidak pada apa yang sudah Ve lakukan pada kakaknya, Kenzo. Ve bingung pada reaksi Alea yang sangat tak biasa. Namun dia tetap merasa bersalah sehingga hanya diam saja.
“Kak Ve. Silakan kamu celakain aku. Kalau perlu, bunuh aku sekalian. Tapi jangan pernah sakitin kakakku!” kata Alea penuh amarah.
“Ja..jadi.. Kenzo..” kata Ve menyadari kekeliruan dan kesalahpahaman yang selama ini.
“Kak Kenzo itu kakakku. Dan dia sekarang belum sadarkan diri karena perbuatan kamu kak!” kata Alea kemudian pergi meninggalkan Ve dalam perasaan bersalah yang begitu dalam. Ketidaktahuannya yang sudah diselimuti rasa cemburu telah menyebabkan hal yang sangat mengerikan.
***
Kuliah baru saja usai. Tapi keinginan Alea untuk segera ke rumah sakit harus tertunda karena ada tugas kuliah yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
“Mily, punya kamu udah selesai belum?” tanya Alea kepada Emily.
“Belum nih Al. Masih setengah lagi. Punyamu udah?”
“Hehe. Belum juga.” Jawab Alea. Mereka berdua pun tertawa. Dari kejauhan tampak Liana dan Gea yang berjalan ke arah mereka.
“Hey, tugas kalian udah jadi belum?” tanya Liana.
“Belum nih Li. Masih kurang banyak. Loe udah selesai?” tanya balik Emily.
“Belum juga nih Mily. Tapi si Gea tu yang udah. Sumpah cepet banget ngerjainnya.” Kata Liana. Gea hanya tersenyum malu.
“Gea, ajarin aku dong.” Kata Alea. Gea pun segera mendatangi Alea dan membantu Alea menyelesaikan tugasnya.
“Oke. Makasih ya Gea.” Kata Alea.
“I..Iya. Sama-sama Alea.” Kata Gea.
“Yah curang. Kita berdua kok gak dibantuin juga?” kata Emily protes. Gea pun tersenyum kemudian menghampiri dan membantu kedua sahabatnya itu. Dengan serius, Gea mengajari Emily dan Liana memahami soal-soal.
“Eh, temen-temen. Aku duluan ya.” Kata Alea pamit.
“Mau ke rumah sakit ya Al?” tanya Emily.
“Iya Mily. Mau ikut?”
“Pengen sih, tapi tugasku belum selesai. Nanti aja deh aku nyusul ya.” Kata Emily.
“Yaudah. Daa temen-temen.” Kata Alea seraya berlari menuju gerbang kampus. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata Evan yang menelpon.
“Halo kak Evan.”
“Iya Al. Kenzo udah sadar! Kamu cepet ke sini ya.”
“Iya kak. Makasih ya kak.” Hati Alea begitu senang mendengar kabar tersebut. Dia pun bergegas menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Alea langsung berlari menuju kamar tempat Kenzo dirawat. Tanpa memeperhatikan ada Evan, Tara, dan Wayan, Alea langsung memeluk kakaknya dengan erat.
“Kakaak.” Kata Alea bahagia.
“Aduh duh duh Al. Punggung kakak masih sakit.” Kata Kenzo meringis menahan sakit.
“Eh, iya maaf kak.” Kata Alea melepas pelukannya. Alea dan Kenzo berpandangan cukup lama. Tiba-tiba Alea menangis.
“Alea sayang. Kenapa nangis? Kakak kan udah sadar.” Kata Kenzo.
“Kakak jahat. Kenapa lama banget sadarnya?” kata Alea sambil memeluk Kenzo lagi. Dengan lembut, Kenzo membelai rambut panjang Alea.
“Maafin kakak udah bikin kamu khawatir. Udah ya, jangan nangis lagi.” Kata Kenzo. Alea langsung menyeka air matanya. Evan, Tara, dan Wayan yang dari tadi hanya memperhatikan ikut senang melihat Kenzo dan Alea yang sudah bisa bersama lagi.
“Kakak..” kata Alea lirih.
“Iya Alea. Ada apa?” tanya Kenzo.
“Alea boleh cubit hidung kakak gak?” tanya Alea polos. Kontan Evan, Tara, dan Wayan tertawa mendengar permintaan aneh dari Alea.
Kenzo pun tersenyum mendengar permintaan adiknya itu. Dengan perlahan, diraihnya tangan kanan Alea kemudian diletakkannya jari-jari tangan Alea ke hidungnya. Tapi Alea tidak mencubitnya. Air mata Alea kembali mengalir. Alea kembali memeluk Kenzo. Tapi kali ini, Kenzo membiarkan Alea memeluknya dan menangis. Dia membiarkan Alea meluapkan semua rasa sedihnya selama ini.
Lelah menangis, Alea ternyata tertidur di pelukan Kenzo. Evan menawarkan diri untuk menggendong Alea, memindahnya ke sofa. Tapi Kenzo melarangnya. Dia membiarkan Alea tidur dengan pulas di pelukannya.
“Evan, Tara, Wayan. Makasih ya, kalian udah mau ngejaga adik gue Alea. Kalian emang sahabat terbaik gue.” Kata Kenzo.
“Yo’i sob. Kita kan, sahabat selamanya.” Kata Wayan.
“Iya Kenzo. Kita seneng kok bisa bantu loe.” Kata Evan sambil tersenyum memandangi Alea.
“Yaelah. Kalo si Evan kan emang suka sama Alea. Jadinya ya mau banget lah. Hahaha” Goda Tara.
“Apaan sih loe Tar.” Kata Evan malu. Kenzo, Tara, dan Wayan tertawa melihat wajah Evan yang memerah.
Makasih banget Van. Sekarang, seandainya gue jauh dari Alea, gue gak perlu khawatir karena ada loe yang dengan tulus ngejaga Alea.” Batin Kenzo sambil memandang Evan yang masih dikerjai Tara dan Wayan.

~Akhir Bagian-1~ 

Silakan kasih komentar ya... ^^.

Yang mau baca bagian-2, bisa klik di sini

2 comments:

Abis baca artikelnya, kasih komentar ya.. Supaya artikel selanjutnya bisa lebih bagus... ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...